Lille (ANTARA News) - Sekira 200 pengungsi menyerbu masuk ke terowongan bawah laut yang menghubungkan Inggris dan Prancis (Euro Channel Tunnel) dari sisi Prancis, sehingga bentrok dengan pegawai kereta dan polisi yang mengakibatkan layanan dihentikan, Sabtu.

Meski layanan kereta kembali dilanjutkan, pihak Euro Tunnel bekerjanya lebih lambat dan sering terjadi pengecekan oleh petugas.

Insiden tersebut merupakan yang terakhir dari serangkaian kejadian melibatkan para migran yang berkemah di sekitar kota pelabuhan Calais di selatan Prancis dengan harapan bisa menyeberang ke Inggris.

Para pengungsi itu menyerbu masuk ke Eurotunnel melalui terminal wilayah Prancis pada pukul 00:30 Sabtu, tapi segera dihadang polisi ketika mereka sudah masuk sejauh 15 kilometer di dalam terowongan.

"Kelompok besar migran tersebut sebenarnya tidak punya kesempatan mencapai Inggris, jadi ini jelas sebuah serangan terorganisir dengan tujuan untuk menarik perhatian media agar melihat situasi migran yang tertahan di Calais," kata pejabat Euro Tunnel.

Kota Calais merupakan salah satu titik utama dalam krisis imigran yang melanda Eropa.

Negara-negara Eropa yang terkena imbas limpahan pengungsi berusaha mencari solusi terbaik mengatasi derasnya arus migran yang lari dari negaranya akibat konflik atau akibat kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika, demikian laporan Reuters.

Migran yang ditampung di pengungsian di luar kota Calais dan dikenal dengan julukan "hutan", berkali-kali mencoba mencapai Inggris dengan cara bersembunyi di kereta barang dan kereta.

Pihak keamanan di pelabuhan Calais dalam beberapa bulan terakhir memperketat pengawasan, sehingga memaksa para imigran mempertaruhkan nyawa mereka dengan menyusup melalui terowongan bawah laut, sehingga beberapa diantaranya tewas.

Prancis dan Inggris berjanji untuk memperketat keamanan di terowongan tersebut menyusul beberapa insiden pada musim panas lalu yang menyebabkan ketegangan antara negara-negara anggota Uni Eropa.
(Uu.A032/Rw.P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015