Kairo, Mesir (ANTARA News) - Parlemen Arab, Senin waktu setempa, menyerukan pertemuan puncak darurat guna membahas cara melawan pengakuan AS bahwa Yerusalem ibu kota Israel.

Parlemen Arab memutuskan untuk menugaskan delegasi yang mewakili Parlemen Arab untuk mengunjungi parlemen Afrika dan Eropa guna mengadakan pertemuan dan menuntut penolakan internasional atas keputusan AS itu, lapor Xinhua.

Parlemen itu juga menekankan solidaritas Arab dan Islam buat Palestina melalui upaya terkoordinasi antara Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan Parlemen Arab guna meningkatkan pengakuan atas Negara Palestina dan keanggotaan penuhnya di PBB.

Rabu 6 Desember silam Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuan negaranya atas Yerusalem sebagai ibu kota dan akan memindahkan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pengumuman Trump ditentang dan dikecam luas oleh dunia Arab dan Islam.

Yerusalem berada pada inti sengketa Palestina-Israel.

Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania dalam Perang 1967 dan mengumumkan kota suci itu "ibu kota tak terpisahkan dan abadinya" pada 1980. Namun klaim ini tidak diakui dunia.

Rakyat Palestina berkeras mesti mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya sebagai solusi akhir.

Berdasarkan kesepakatan perdamaian terdahulu Palestina-Israel, status Yerusalem mesti diputuskan lewat pembicaraan status akhir antara Israel dan Palestina.

(C003)




Reporter: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017