13 Sikka residents have died of dangue fever since early 2020

13 Sikka residents have died of dangue fever since early 2020

A three-year old girl died of dengue fever in Sikka, East Nusa Tenggara Province, on March 5, 2020. ANTARA/HO-Dinkes Sikka

Kupang, East Nusa Tenggara (NT (ANTARA) - The Sikka District Health Office, East Nusa Tenggara, reported here on Sunday that 13 people had died of dengue fever since the beginning of this year.

"Until now, the death toll from dengue fever has reached 13, an increase compared to that over the last few days," Acting Head of the Sikka Health Office Petrus Herlemus said.

Last Wednesday (March 4), the number of people who died of dengue fever was 11, and it increased to 13 on Sunday, he said.

Meanwhile, a total of 108 people, including children, were currently being treated for dengue fever in three hospitals - TC Hillers, Lela Hospital and Kewapante Hospital.

A total of 1,145 people had been treated for dengue fever in Sikka during the January-March 4 period.

The dengue fever outbreak has forced the Sikka authorities to declare an emergency situation, beginning March 3, for 14 days.

The local administration has tried to prevent dengue cases in the area by spreading fogging, socializing the danger of dengue fever, giving out mosquito repellent, and distributing abate powder.

Dengue fever was rampant in Sikka due to poor sanitation facility and lack of awareness of the local people as most of them did not go to doctors immediately when they were sick.

The local health office has opened 24-hour laboratory posts serving local people wanting to check their blood.

Related news: RI devises mosquito infertility technology to curb dengue fever
Related news: Toddler dies of dengue in C. Sulawesi

Comments

  1. jgn salahkan manohara,yang jelas dia memang di aniaya,kalau suntan kelantan benar kenapa ibu manohara mau jumpa ngk boleh itu berati takut ketauan keluarga manohara,masalah manohara sebagian masalah kecil yang di hadapi rakyat indonesia yang nikah sama rakyat malaysia,banyak lagi masalah2 yang sebenarnya yang tak di amabil tau kesusnya oleh KBRI ,kalau perempuan nikah sama laki2 indonesia macam mana pihak malaysia boleh memisahkan nya?banyak contoh yang sudah punya anak pun di pisahkan,baru2 ni pembela UMNO datang ke medan dan ngambil perempuan yang kawin dan punya anak,dengan alasan wanita tersebut menderita di indonesia,apa itu tidak dosa besar memisahkan orang yang sudah berumah tangga,yang sebenarnya pembela UMNO seperti YAHUDI,tapi dia tak mau tengok rakyat nya yang tak nikah kumpul kebo sampai punya anak dan anak nya di malaysia tak sekolah dan tak punya surat beranak jika di tanya isrinya yang warga indonesia nanti2 aja,ini adalah fakta karna saya melihat sendiri waktu saya meloncong di malaysia,jadi saya rasa KBRI harus tegas menangi masalah2 rakyat nya yang di malaysia,malaysia semakin kurang ajar bahkan sudah berani mengaku abalat juga wilayahnya,kami harap pemerintah bertidak tegas sama malaysia ,biar mereka hormat sikit sama negara INDONESIA.

  2. kan da ada visum menyatakan tungku tongos kelantan itu menganiaya,bukan mendramatisir namun bayangkanlah kalau kerabat anda diperlakukan semena mena walau TKI banyak juga yg dpt perlakuan lebih parah....coba mana ada TKi menang berperkara di Malingsia itu...jadi siapa yang patut dicerca????tak perlulah perang walau ada indikasi malingsia mau maling ambalat,tp siapapun yang teraniaya wajib dibela biar yg berbuat jera!!!

  3. Saya ngak begitu mengerti dengan pemberitaan kita, yang selalu tidak seimbang dalam mengambil narasumber, bahkan hampir sepihak sehingga berita yang disampaikan terkesan tidak objektive lagi bahkan yang lebih ekstrem membentuk publik opini yang menyudutkan salah satu pihak bersalah, pada hal salah benar kita harus sepakat bahwa hukum yang harus mengatakan, menjadi bangsa yang besar harus menjunjung tinggi kearifan dalam melihat suatu masalah, mari kita belajar dari kasus-kasus yang telah kita lewati untuk kita hidup yang lebih baik dalam tatanan masyarakat yang beradap (ini sepengal komentar tentang Manohara)

  4. Emosi rakyat Indonesia terhadap Kes manohara akhirnya memalukan lagi bangsa Indonesia di Arena Antarabangsa. Siapa tidak kenal dengan rakyat Indonesia. Tindakan rakyat Indonesia sering disiarkan di media seluruh dunia. Rakyat tidak akan emosi jika Media tidak panaskan isu. Buktikan dulu Kesalahan siapa, bawa ke pengadilan, bila dah terbukti siapa yang bersalah barulah Media Buat liputan meluas. Bukannya panas-panaskan isu yang belum tentu benarnya....

  5. urusan manohara, sebaiknya manohara tanggungjawab diri sendiri, yang kawin kan buka orang lain, bagaimana dia tidak seperti itu, orang diajak tidur suaminya saja dia tidak mau, dia ekspose lagi, ya marahlah suami tdk dilayani, dan nyata sekali dia kawin itu karena motiv apa?,yang kasihan suaminya sudah bangga punya istri, tapi pangeran salah memilih, berhentilah manohra menyalahkan semua orang, koreksi diri sendiri yang baik, malulah. kau masih bau kencur sudah mau menikah, dan kau tdk ikhlas jadi istri, itulah ka dapat, malulah dikit terhadap diri sendiri. tatakrama kelantan hancur karena manohara.