Rakyat telah berbicara dengan jelas, jadi militer tak bisa berbuat apa-apa.
Bangkok (ANTARA News/AFP) - Militer Thailand menerima baik kemenangan sekutu Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh militer dalam kudeta 2006, dalam pemilihan umum, kata menteri pertahanan yang meletakkan jabatan, Senin.

Penggulingan Thaksin menyulut kerusuhan bertahun-tahun dan serangkaian protes di jalan oleh faksi politik yang bersaing. Partainya melancarkan upaya kembali yang mengejutkan dalam pemilihan umum Ahad (3/7), sehingga memaksa Abhisit Vejjajiva, yang habis masa jabatannya sebagai perdana menteri, mengakui kekalahan.

"Saya telah berbicara dengan para pemimpin militer. Kami akan mengizinkan politisi melaksanakan tugas. Militer takkan melibatkan diri," kata Jenderal Prawit Wongsuwon kepada AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta.

"Rakyat telah berbicara dengan jelas, jadi militer tak bisa berbuat apa-apa. Kami menerimanya," katanya.

Militer adalah "kartu liar" yang terus bergulir di negara tersebut, yang telah menghadapi kudeta yang sama banyaknya dengan jumlah pemilihan umum.

Pengamat politik telah mengatakan hasil pemungutan suara Ahad bisa saja menyulut babak baru kerusuhan di jalan atau campur tangan militer.

Tapi kemenangan jelas oleh oposisi akan menambah sulit para jenderal untuk mensahkan perebutan kekuasaan lagi.

"Biarkan politisi yang dipilih bekerja. Kami tak bisa mengusir mereka. Mereka belum melakukan kesalahan apa pun," kata Prawit.

Satu masalah penting bagi militer ialah apakah pemerintah baru berusaha melakukan langkah hukum atau lain terhadap para jenderal karena penindasan berdarah tahun lalu atas protes oposisi yang menewaskan lebih dari 90 orang, kebanyakan warga sipil.

Namun Thaksin telah mengatakan ia takkan berusaha "melakukan balas dendam" terhadap musuhnya di Angkatan Bersenjata, yang memandang diri mereka sebagai pengawal kerajaan yang dipuja-puja.

(C003) (*)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011