Masyarakat dunia sedang mengamati kejadian di Thailand."
Bangkok (ANTARA News/TNA-OANA) - Thida Thavornseth, wanita ketua Baju Merah dari Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran (UDD), meminta Angkatan Laut (AL) Kerajaan Thailand berhenti melindungi para pemimpin protes anti-pemerintah Komite Reformasi Demokratik Rakyat (PDRC).

Ia menilai bahwa AL Thailand harus menarik personel yang telah memberikan keselamatan kepada Phra Buddha Issara di lokasi unjuk rasa Chaeng Wattana dan Sekretaris Jenderal PDRC Suthep Thaugsuban.

Laksamana Madya Winai Klom-in selaku komandan Komando Angkatan Laut Perang Khusus AL Thailand, menurut Thida, menciptakan konflik antara Thailand dengan negara tetangganya karena memberikan pernyataan bahwa pasukan asing bertanggung jawab atas serangan Jumat lalu (21/2) dalam unjuk rasa terhadap pemerintah di provinsi timur Trat.

Thida mengutuk penembakan dan pengeboman unjuk rasa anti-pemerintah di Trat dan Ratchprasong selama akhir pekan, dan mengatakan bahwa kekerasan tersebut seharusnya tidak terjadi, apalagi melibatkan antar-faksi.

Ia juga mengatakan, pertemuan para pemimpin penting Baju Merah dari seluruh negeri, yang diselenggarakan di Nakhon Ratchasima, Minggu, tidak bermotif politik.

Tujuannya, menurut dia, untuk bertukar pandangan di antara anggota dalam kaitan beberapa kelompok militer akan mendiskreditkan organisasi-organisasi independen dan menghambat sistem demokrasi, katanya.

"Pihaknya tidak peduli apakah orang-orang itu dari pihak mana yang tewas dan terluka, kita harus mengutuk para penyerang. Masyarakat dunia sedang mengamati kejadian di Thailand," katanya menambahkan.
(Uu.H-AK/H-RN)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014