Ibu Fifi, yang hanya ingin dikenali sebagai Santi (29) mengatakan bahwa anaknya hanya mengalami luka gores kecil di leher, demikian laporan kantor berita Bernama, Selasa.
Ia mengatakan, Fifi masih dirawat di RS Kuala Lumpur, namun kondisinya sudah membaik setelah memperoleh konseling.
"Setelah kejadian tersebut, anak saya masih dalam keadaan trauma dan menolak berbicara, bahkan dengan saya. Ia tetap diam dan tidak memberikan reaksi apapun. Namun, tadi malam ia mulai bicara, dan saya segera menelpon suami saya untuk berbicara dengan Fifi," katanya.
Dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat, Fifi tengah bermain bersama sepupu dan seorang temannya di dalam rumah ketika seorang lelaki tiba-tiba masuk ke dapur, meraih pisau dan menyanderanya.
Drama penyanderaan tersebut baru berakhir pukul 16.00, setelah polisi menembak lelaki asal Sabah berusia 34 tahun itu, karena upaya untuk membujuknya melepas Fifi gagal, bahkan pelaku makin agresif.
Santi mengatakan, peristiwa tersebut berlangsung sangat cepat sehingga pihaknya tidak sempat melakukan apapun saat lelaki itu masuk rumahnya, dan menyandera anak perempuannya.
"Awalnya, saya mendengar teriakan minta tolong di luar dan tiba-tiba seorang lelaki memasuki rumah, menuju dapur dan menodongkan pisau ke anak saya," imbuhnya.
Santi mengatakan, saat kejadian dirinya berada di ruang tamu, sedangkan suaminya yang berkendala fisik berada di ruang depan.
Nenek Fifi, Asmah Abdul Hakim (70), mengatakan bahwa orang yang menyandera cucunya itu sempat mencekiknya.
Ia mengatakan, saat menyapu halaman depan rumah di Jalan Raja Muda Musa, Kampung Baru, tiba-tiba seorang laki-laki mencekiknya dari belakang. Namun, orang itu lari setelah Asmah berteriak minta tolong.
(T.N004)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012