Isabela, Filipina (ANTARA News) - Satu bom jebakan (booby trap) kuat menewaskan satu tentara Filipina dan melukai 27 orang lain ketika mereka berpatroli di bekas kubu gerilyawan terkait Al Qaida, Selasa.

Para prajurit sedang berpatroli di pinggiran satu kamp terpencil bulan lalu juga ditangkap oleh gerilyawan Abu Sayyaf saat perangkat meledak, kata komandan militer lokal, Kolonel Ricardo Visaya, kepada AFP.

Abu Sayyaf sebelumnya menggunakan kamp di pulau selatan Basilan itu untuk menyembunyikan banyak korban penculikan mereka sampai serangan militer besar mengusir kelompok itu pada Maret, kata Visaya.

"Kamp itu punya banyak bom rakitan yang ditanam di sekitarnya... untuk memperkuat posisi defensif. Mereka sangat sulit untuk dideteksi," katanya.

Dia menggambarkan perangkat itu sebagai perangkap ledak lama yang ditinggalkan oleh Abu Sayyaf sebelum mereka meninggalkan kamp. Bom itu meledak ketika tentara tersandung di atasnya.

Beberapa helikopter dikerahkan untuk mengangkut korban luka ke rumah sakit militer, tetapi seorang tentara meninggal sebelum dia bisa diobati, sementara enam orang lainnya masih dalam kondisi kritis, kata Visaya.

Pulau Basilan berhutan lebat adalah kubu terkenal Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang didirikan dengan uang dari pemimpin Al Qaida almarhum Osama bin Laden pada tahun 1990-an.

Kelompok ini telah disalahkan atas serangan teror terburuk di dalam sejarah Filipina dan telah seringkali melakukan penculikan untuk mengumpulkan dana, sering dengan target warga asing.

Tujuh orang asing - seorang Belanda, seorang warga negara Swiss, Australia, dua pedagang Malaysia, seorang India dan seorang pria Jepang - diyakini masih disandera oleh Abu Sayyaf dan kelompok terlarang lainnya di selatan.

Pasukan Amerika Serikat memiliki pangkalan di Filipina selatan selama satu dekade untuk membantu melatih tentara Filipina dalam memburu pejuang Abu Sayyaf.

(H-AK/B002)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012