Meskipun terjadi usaha besar di Vietnam untuk menerapkan demokrasi, pihak Washington khawatir akan pembatasan dalam kebebasan berpolitik di negeri tersebut.
Obama dijadwalkan memberikan rencananya menyampaikan ikatan lebih kuat dengan Vietnam pada hari kedua kunjungannya, setelah AS mencabut larangan persenjataan yang sempat menjadi halangan besar bagi kedua negara.
Kedua negara berupaya menjalin kerja sama atas kekhawatiran terhadap gerakan peningkatan kegiatan militer Tiongkok di Laut China Selatan, demikian laporan kantor berita Reuters.
AS dan Vietnam menyingkirkan pengalaman buruk masing-masing semasa Perang Vietnam medio 1960an hingga 1970ankarena saat ini khawatir dibangunnya pulau baru di kawasan sengketa Laut China Selatan oleh pihak Tiongkok yang dilengkapi pengerahan radar dan pelontar peluru kendali mutakhir.
Washington selama bertahun-tahun mengatakan bahwa pencabutan larangan itu memerlukan langkah nyata Vietnam dalam mengizinkan kebebasan bersuara, dukungan dan kebebasan berkumpul serta membebaskan sejumlah tahanan politik.
Obama menemui enam orang aktivis Vietnam dan mengatakan bahwa terdapat "sejumlah wilayah kekhawatiran yang signifikan" terkait kebebasan berpolitik. Dia memuji para warga Vietnam yang "berkeinginan untuk didengarkan suaranya".
Dua pegiat, yang berbicara kepada Reuters, mengatakan bahwa seorang cendekia, Nguyen Quang A, menurut keluarganya telah dibawa pergi oleh sekelompok orang tidak dikenal sebelum mengadakan pertemuan dengan Obama. Reuters belum dapat memastikan informasi itu dan kementerian luar negeri Vietnam tidak memberikan komentar.
Mai Khoi, penyanyi asal Vietnam, adalah salah satu dari yang menemui Obama, dan dia mengunggah foto di Facebook-nya, yang menunjukkan sejumlah orang dalam pertemuan.
Obama dikerumuni pegiat saat pertemuan. Mereka mendengarkannya saat dia berbicara di akhir pertemuan.
Sejumlah pegiat menyampaikan kekecewaannya bahwa Obama kemungkinan dapat memberikan pengaruh kepada kepemimpinan komunis.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016