Kesepakatan itu menambah keberkelanjutan upaya-upaya ADB untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang dipimpin sektor swasta dan mendukung investasi energi bersih di kawasan Asia dan Pasifik, menurut bank yang bermarkas di Manila itu.
Sebagai bagian dari pembiayaan, ADB mengatakan bank juga akan mengelola pinjaman tambahan yang disediakan oleh Dana Teknologi Bersih (CTF), yang merupakan jumlah "rollover" dari fasilitas CTF yang ada untuk tahap pertama proyek tersebut.
Yuichiro Yoi, kepala unit untuk Indonesia di Departemen Operasi Sektor Swasta ADB, mengatakan bahwa proyek tersebut juga menunjukkan "komitmen kuat Indonesia untuk mengembangkan sumber energi terbarukan guna mendiversifikasi bauran energinya dan mengurangi emisi karbon."
Dengan perkiraan potensi pembangkit listrik panas bumi 29.000 megawatt (MW), ADB mengatakan Indonesia memiliki sekitar 40 persen dari cadangan panas bumi dunia, menjadikannya sumber daya penting bagi negara untuk mencapai komitmennya mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 29 persen hingga 2030.
ADB mengatakan proyek itu akan membantu Indonesia lebih dekat dengan tujuan tersebut, dengan fasilitas panas bumi Rantau Dedap yang diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 90 MW listrik, akan memasok listrik hingga 130.000 rumah, menciptakan lapangan kerja, dan menghindari lebih dari 400.000 ton emisi karbon dioksida setiap tahun pada 2021.
SERD adalah perusahaan patungan yang terdiri dari pengembang tenaga panas bumi Indonesia, PT Supreme Energy; perusahaan perdagangan dan investasi Jepang, Marubeni Corporation; utilitas listrik Jepang Tohoku Electric Power; dan pemimpin energi global ENGIE, demikina Xinhua.
Reporter: Apep Suhendar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018