Jakarta (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk meraih penjualan 2010 belum diaudit sebesar Rp8,72 triliun atau naik tipis dibandingkan 2009 yang Rp8,71 triliun.

Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satriyo dalam rilisnya di Jakarta, Senin mengatakan, nilai tersebut terutama didukung peningkatan penjualan dan harga nikel.

Antam memproduksi feronikel tahun 2010 sebesar 18.688 ton nikel dalam feronikel (TNi) yang melebihi target internal perusahaan 18.000 TNi.

"Produksi ini naik 49 persen dibandingkan tahun 2009," katanya.

Menurut dia, penjualan feronikel 2010 juga naik 29 persen menjadi 18.253 TNi dengan nilai Rp3,65 triliun atau naik 70 persen dibandingkan 2009.

Harga jual rata-rata feronikel 2010 tercatat sebesar 10,05 dolar AS per "pound" (lb) atau naik 49 persen dibandingkan 2009.

Bimo mengatakan, pada 2010, Antam memproduksi 3.617.563 "wet metric ton" (wmt) bijih nikel kadar tinggi dan 3.375.891 wmt bijih nikel kadar rendah atau totalnya 6.993.454 wmt.

Capaian tersebut melebihi target internal sebesar 6,15 juta wmt.

Adapun volume penjualan total bijih nikel 5.863.840 wmt dengan nilai Rp2,36 triliun atau naik 39 persen dibandingkan 2009.

Untuk emas, menurut dia, Antam mencatat produksi 2010 sebesar 2.780 kg yang terdiri dari 2.485 kg dari Pongkor dan 295 kg dari Cibaliung.

"Produksi emas itu lebih rendah dari target internal 3.080 kg karena Cibaliung belum mencapai lokasi yang memiliki kadar emas sesuai rencana," katanya.

Dengan adanya penghentian kegiatan perdagangan, lanjutnya, maka penjualan emas 2010 turun 49 persen dibandingkan 2009 menjadi 6.561 kg.

Akibat penurunan penjualan tersebut, pada 2010 pendapatan emas turun 45,5 persen dibandingkan 2009 menjadi Rp2,35 triliun, meskipun harga jual emas 2010 naik 26 persen dibandingkan 2009 menjadi 1.227,52 dolar AS per troy ounces.

Sedang bauksit, Bimo menambahkan, Antam memproduksi 104.692 wmt dengan penjualan 191.615 wmt.

Pendapatan bauksit 2010 turun 56 persen menjadi Rp34 miliar dibandingkan 2009.

Pada kuartal keempat 2010 Antam tidak memproduksi bijih bauksit seiring ditutupnya tambang Kijang karena habis cadangannya.

Selanjutnya, Antam memindahkan operasi tambang ke lokasi baru di Tayan, Kalimantan Barat dan akan mengembangkan deposit di Tayan menjadi produk alumina yang lebih memiliki nilai tambah.

Antam juga tidak melakukan penjualan bauksit pada kuartal keempat 2010. (K007/S006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011